MUSEUM BANDARLAMPUNG

Loading

MUSEUM BANDARLAMPUNG

Museum Lampung

Museum Lampung, yang juga dikenal dengan nama Museum Negeri Lampung “Ruwa Jurai”, merupakan institusi penting yang menyimpan dan melestarikan kekayaan sejarah, budaya, dan tradisi masyarakat Lampung. Terletak di Kota Bandar Lampung, museum ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang provinsi ini, dari zaman prasejarah hingga era modern. Dengan koleksi yang beragam dan fungsi yang multifaset, Museum Lampung menawarkan pengalaman edukatif yang mendalam bagi setiap pengunjung.

Sejarah Berdirinya Museum Lampung

Museum Lampung dirintis pada tahun 1975 oleh Kepala Kantor Pembinaan Permuseuman Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung di Tanjung Karang. Pembangunan gedung pameran dan kantor baru dimulai pada tahun 1978/1979, berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Nomor: 064/1978 pada tanggal 30 Maret 1978. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Drs. Supangat, Kepala Bidang Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan Kanwil Depdikbud Provinsi Lampung, pada tanggal 13 Juni 1978 di Jalan Teuku Umar No. 64, Gendongmeneng. Museum ini diresmikan pada tanggal 24 September 1988 oleh Prof. Dr. Fuad Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu.

Filosofi dan Arsitektur Museum

Nama “Ruwa Jurai” diambil dari filosofi masyarakat Lampung yang berarti “dua cabang keluarga”, menggambarkan dua golongan masyarakat adat Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Arsitektur museum ini mengadopsi konsep rumah adat Lampung, dengan struktur bangunan yang menyerupai rumah panggung tradisional. Bangunan ini terdiri dari dua lantai yang masing-masing memiliki fungsi dan koleksi yang berbeda.

Koleksi Utama Museum Lampung

1. Zaman Prasejarah

Di lantai bawah museum, pengunjung dapat menemukan koleksi dari zaman prasejarah, seperti alat-alat batu, fosil, dan artefak lainnya yang menggambarkan kehidupan manusia purba di Lampung.

2. Zaman Hindu-Buddha

Koleksi dari periode ini mencakup arca-arca, prasasti, dan peralatan ritual yang menunjukkan pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Lampung. Salah satu koleksi penting adalah Prasasti Dadak, yang ditemukan di Dusun Dadak, Desa Tebing pada tahun 1994. Prasasti ini ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan berbahasa Melayu Madya, serta memuat informasi tentang peminjaman tanah untuk pendirian bangunan suci pada abad ke-14 atau 15 Masehi.

3. Zaman Islam

Koleksi dari periode Islam meliputi Al-Qur’an tulisan tangan di atas kertas deluang, keramik bertuliskan huruf Arab, dan naskah-naskah yang ditulis di atas kulit kayu. Salah satu naskah penting adalah naskah yang ditulis dalam bahasa Lampung, Banten, dan Arab, yang mencerminkan interaksi budaya dan agama di Lampung.

4. Zaman Kolonial

Museum ini juga menyimpan koleksi dari masa penjajahan, seperti senjata tradisional Lampung, termasuk Payan Kejang (tombak panjang), Taming (tameng), Pundhuk (keris), dan Panderang (pedang). Senjata-senjata ini digunakan oleh masyarakat Lampung dalam perjuangan melawan penjajahan.

5. Zaman Pasca Kemerdekaan

Koleksi dari periode ini mencakup peralatan rumah tangga, tembikar, dan keramik dari berbagai negara, seperti Cina, Vietnam, Thailand, Persia, dan Eropa. Koleksi ini menunjukkan adanya perdagangan dan pertukaran budaya antara Lampung dan negara-negara lain.

Fungsi dan Peran Museum Lampung

Museum Lampung memiliki berbagai fungsi dan peran penting, antara lain:

  • Pusat Edukasi dan Penelitian: Menjadi tempat bagi pelajar, mahasiswa, dan peneliti untuk mempelajari sejarah dan budaya Lampung.

  • Pelestarian Budaya: Melestarikan dan melindungi benda cagar budaya untuk generasi mendatang.

  • Destinasi Wisata Sejarah: Menjadi tujuan wisata edukatif bagi masyarakat dan wisatawan.

  • Pusat Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan: Menyelenggarakan berbagai kegiatan kebudayaan, seperti pameran, seminar, dan workshop.

Lokasi dan Aksesibilitas

Museum Lampung terletak di Jalan H. Zainal Abidin Pagar Alam No. 64, Kelurahan Gendongmeneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Museum ini dapat dijangkau dengan berbagai moda transportasi, baik menggunakan kendaraan pribadi, angkutan umum, maupun taksi.

Jam Operasional dan Tiket Masuk

Museum Lampung buka setiap hari kerja, dari Senin hingga Jumat, dengan jam operasional mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Tiket masuk ke museum ini relatif terjangkau, dengan harga sekitar Rp 1.000 per orang. Harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga disarankan untuk memeriksa informasi terbaru sebelum berkunjung.

Kesimpulan

Museum Lampung merupakan institusi yang sangat penting dalam pelestarian dan pengembangan sejarah serta budaya Provinsi Lampung. Dengan koleksi yang kaya dan beragam, museum ini tidak hanya menjadi tempat untuk menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan destinasi wisata yang menarik. Bagi